Minggu, 15 Februari 2015

Kepada Yang Ditinggalkan

Untuk engkau yang sedang atau sudah ditinggalkan. 
Bagaimana cara membuat duniamu kembali membaik dari kesakitan yang kau rasa?
Apakah kau masih memandangi gambar dirinya yang terpajang indah di dinding kamarmu?
Apakah kau masih membaca sepenggal pesan singkat darinya yang masih tertinggal di ponselmu?
Atau jangan-jangan, engkau masih akrab dengan lagu cinta yang mendayu-dayu seolah merayu engkau untuk kembali merindu seseorang yang meninggalkanmu. Dan seketika hatimu pun menangis.

Ayolah, sudahi lelucon ini!
Jangan kau risaukan ia yang telah meninggalkan mu. Seakan hidupmu tak lagi berdaya karena ditinggalkan olehnya. Tak sadarkah engkau, diluar sana banyak orang yang memang sudah biasa ditinggalkan, sudah biasa dilupakan, sudah biasa terpatahkan (hatinya). Tapi diantara mereka, selalu ada yang berlari melupakan apa yang pernah terjadi. Meski itu sulit, tapi tak henti mereka membuka hati dan diri pada sesuatu yang baru, yang (mungkin) bisa memberi harapan dan mewujudkan apa-apa yang menjadi asa selama ini. 

Hei, mengapa kau tak mengikuti jejak mereka?
Siapa tahu, engkau juga bisa menemukan sesuatu yang baru itu. Yang bisa saja sesuai dengan keinginanmu selama ini. Keinginanmu yang hidup bahagia, tegar dan berdiri pada sesuatu yang kau sebut cinta.

Engkau pernah berkata, perihal pengorbanan, pengharapan dan penantian akan cinta. Engkau bersikeras untuk menantinya. Sadarlah, ayo bangun dari mimpi di siang bolongmu itu. 
Jelas-jelas ia telah meninggalkanmu tanpa alasan. Lantas, untuk apa engkau menantinya?
Engkau bukanlah tujuan yang ingin ia tuju, engkau bukanlah impian yang ingin ia wujudkan dan engkau bukanlah prioritas didalam hidupnya. Ia semena-mena, datang dan pergi sesuka hati hingga meninggalkanmu tanpa berjanji untuk kembali. Lepaskan hatimu untuknya, buang jauh-jauh perasaanmu untuknya karena itu sia-sia.

Ku lihat, berkali-kali engkau mencaci dan mengutuk apa yang selama ini engkau sebut dengan cinta. 
Sayang, ketahuilah cinta itu kebaikan, semua yang baik hingga terbaik lebur dan menyatu didalamnya. Jangan salahkan perjalanan cintamu yang suram dan buntu, itu bukan kesalahannya. Yang meninggalkanmu itu, bukan cinta bagimu. Jadi, tak perlu engkau sebut sebagai cinta. Cinta itu bersambut, berbalas dan berdua, bukan pengorbanan dan kesedihan yang hanya dirasakan olehmu saja.

Bukalah hatimu, wahai engkau yang ditinggalkan.
Tersenyumlah, sambut cinta baru yang mungkin mulai berdatangan setelah engkau mengikhlaskan kepergiannya yang dulu. 
Tak perlu tergesa-gesa, kenalilah mana yang pantas untuk engkau sebut sebagai cintamu.
Jadilah rumah untuk cintamu. Jadilah alasan untuknya sebagai tempat yang pantas untuk kembali, jadilah alasan untuknya sebagai tempat yang pantas untuk ia menetapkan kasih dan rindunya. Pantaskan dirimu untuknya, dan pastikan engkau takkan pernah lagi ditinggalkan oleh siapapun yang engkau cintai dan mencintaimu.

Kepada yang ditinggalkan, jadilah rumah yang sederhana namun selalu dirindukan olehnya. Jangan sampai engkau menjadi sebuah dermaga yang dengan mudah didatangi hanya sekedar untuk berlabuh namun pada akhirnya ditinggalkan. 
Untuk yang ditinggalkan, sudah saatnya untuk engkau meninggalkan. Meninggalkan seseorang yang pantas untuk ditinggalkan, seseorang yang pernah meninggalkanmu tanpa alasan dan belas kasihan.

2 komentar: