Semilir angin di sore hari ini masih sama seperti kemarin. Masih hangat, berhembus pelan, rasanya pun sama, masih menyiratkan kehampaan. Siapa yang bisa menghindari kehampaan?
Berada di ruang dan waktu yang hiruk pikuk, namun apa daya bila hati terasa berada di dalam dimensi waktu yang berbeda. Sendiri, terasingkan. Mungkin itu deskripsi kehampaan yang saat ini sedang melanda hidupku.
Aku tak tahu, sepertinya aku sudah terbiasa sendiri, melakukan hal apapun sendiri. Tapi aku tak mau jika harus merasakan ini sendiri! Iya, aku tak mau merasakan cinta sendirian, tanpa ada kamu yang menemani.
Aku putus asa, aku tak percaya, aku tak bisa melihat, aku tak bisa mendengar, aku tak bisa hidup dengan orang lain, selain kamu. Di bejana waktu, aku selalu mendidihkan harapan. harapan akan hadirmu kembali. Entah lusa, esok, hari ini, atau mungkin detik ini. Bisa saja kan, jika memang kamu ingin kembali menemuiku?
Pulanglah ketempat yang memang pantas untuk kamu tinggali, bukan sekedar persinggahan saat membutuhkan ketenangan. Tetapi tempat yang memang pantas untuk melepas keluh kesah dan canda tawa. Iya tempat yang pantas dan layak untukmu hanya aku, di hatiku!
Ingat kebiasaan kita dimasa itu?
Bersama, bercerita, bermimpi, bermimpi untuk dapat menjalani kehidupan dimasa depan, berdua. Ya, berdua, aku dan kamu. Dengan jalinan cinta kasih yang ku harap hanya kematian yang memisahkan. Tapi takdir berkata lain, kita berpisah di tengah jalan. Diperjalanan kita menuju masa depan. Kamu memilih untuk pergi, meninggalkanku dengan semua kisah dan peristiwa yang kita lalui bersama. Jika saja aku bisa menahanmu, saat itu juga aku teriak "Jangan!!!!" jangan tinggalkan aku, jangan lupakan aku, tetap disini bersamaku, dengan lelahmu dan keluh kesahmu saat bersamaku.
Kamu tahu? Sampai saat ini, aku masih mengunjungi tempat favorit saat kita bersama (dulu). Bagiku, suasana tempat itu masih sama, masih nyaman, masih hangat meski saat aku kesana tak lagi bersamamu. Namun kenangan-kenangan manis saat denganmu masih kental ku lihat saat aku berada disana. Terkadang, aku bertanya pada Tuhan, "Kapan aku bisa menikmati suasana senja bersamanya lagi?" Tapi Tuhan hanya menjawab dengan hembusan angin senja, dan awan mendung. Setelah itu, aku hanya mencoba menutup mata, meraih bayang-bayangmu yang masih tersisa.
Sebenarnya aku bisa saja melupakanmu dengan mudah, sangat mudah. Jika saja aku ingin, tapi aku belum menginginkan sosok lain pengganti dirimu. Aku masih menginginkan kamu, menginginkan mu ada dihariku, menginginkan mu menemani hidupku sampai aku tua nanti. Kamu ingin tidak? :'(
Jika memang ingin, tolong lihat dan tanya hati kecilmu! Mungkin saja, di dinding hatimu masih menginginkan kehangatan cinta dariku. Sehingga masih ada harapan untukku atau untuk kita, aku dan kamu. Untuk membangun mimpi kita menjadi nyata dimasa depan nanti, itu pun jika memang kamu menginginkannya.
Jika memang ingin, kembalilah dengan segenap kebahagiaan untukku. Pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu, tak perlu keras-keras kamu mengetuk, karena hatiku selalu peka akan perasaan tulus darimu.