Terbiasa bertemankan malam membuat kau melupa mengenai teman yang siap menemani mu secara utuh, Tuan.
Perihal melupakan dan dilupakan. Satu sisi ada jiwa yang bersikeras mengingatkan. Sedang sisi lain, segera melupakan dengan penuh kebanggaan.
Tapi aku takkan risau, Tuan. Sebab semesta tak pernah ingkar dalam memberi kejutan dan menghadiahkan karma pada ia yang pantas mendapatkannya.
Maaf, bukan maksudku untuk mendendam. Jika saja kau bersikap manis. Mungkin sudah ku persembahkan pujian dalam do'a untukmu, Tuan.
Bukan seperti sekarang ini. Aku pembencimu yang tak kuasa berpaling dari sosokmu. Aku pembencimu, sekaligus puan yang takkan berhenti merindu. Merindukanmu.
Karena merindukanmu, bagian terbaik dalam hidupku. Sebuah kebahagiaan yang hakiki, meski semua hanya mimpi. Setidaknya karena itu aku berdiri.
kadang merindu juga salah satu cara buat berhenti merindu :))
BalasHapusMungkin. Biarlah, setidaknya rindu masih betah singgah di tempat ini.
HapusTerima kasih sudah berkunjung :)
nikmati tiap rindunya mbak.
BalasHapussama-sama :))
wah bikin pensaran aja nih, Who is Tuan ? hee
BalasHapusTuan?
HapusSeseorang yang (mungkin) selalu di inginkan.
Terima kasih sudah berkunjung :)