Selasa, 02 Februari 2016

Restu

Kepada senja yang selalu dirindukan
Dan aroma kopi yang tak habis kita sesap
Terkulai lemas dua otak mahluk yang bertanya
Bertanya perihal angan, mungkinkah berbuah nyata?

Kita pernah duduk berdua
Dengan kepala yang sama merunduk
Dan kepalan tangan yang seolah mencintai dengan sungguh
Dimanakah letak pelaminan yang kita impikan?

Bukankah, selama ini sudah kita lumat habis perihal perbedaan?
Soal jeda pada rindu pun sudah terbaca hingga tamat
Lalu apalagi yang membuat kita menunggu?
Yang ditunggu hanya satu, restu! 

Sebab menikah tak hanya perihal dua hati yang berpadu,
Tak melulu tentang dua kepala yang keras berseteru
Namun cara untuk meyakinkan hati Bapak dan Ibu
Agar mereka tahu, betapa anaknya ini menginginkan restu.

Melalui surat yang diantarkan melalui lini masa
Semoga saja terbaca oleh semua orang yang telah menjadi orang tua
Menghantarkan pengertian pada mereka tentang pentingnya sebuah do'a.
Do'a yang mustajab yang pasti di ijabah dari restu yang dihadiahkan





Picture from : kartun.co

 

Senin, 01 Februari 2016

Si Pemilik Suara Emas

Dan kau hadir merubah segalanya menjadi lebih indah 
Kau bawa cintaku setinggi angkasa dan membuatku merasa sempurna
Kau membuatku utuh 'tuk menjalani hidup
berdua denganmu selama-lamanya, kaulah yang terbaik untukku ...

Lebih Indah by Adera, sebelumnya aku tak terlalu menyukai dan hafal lagu ini. Tapi setelah mendengar rekaman suaramu di salah satu lini masa bernama soundcloud, diriku mendadak menyukai lagu itu. Menurutku, suaramu lebih indah di dengar dari pada penyanyi aslinya. Hehehe ... Entah magis apa yang kau punya, sampai-sampai dengan mudahnya engkau merubah seleraku. Atau jangan-jangan, apa karena aku mulai jatuh cinta kepadamu?


Pertemuanku denganmu sungguh diluar dugaan. Tiba-tiba saja kau ingin mengunjungi rumahku, dengan cepat ku balas pesanmu dan mempersilakan kau untuk datang. Terserah kau mau datang kemana, sekadar datang mengunjungi rumahku atau datang bertamu hingga memutuskan untuk menetap di hatiku. Terserah!
Maaf, mungkin terlalu cepat aku menjatuhkan hati padamu. Tapi mau bagaimana lagi?
Aku tak kuasa memungkiri. Setiap kali berada didekatmu, entah mengapa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam dadaku. Sungguh sesak hingga aku tak bisa bernapas, seolah-olah mereka mendorongku untuk mengatakan "Hei, aku mencintaimu. Kehadiranmu, membuatku bahagia. Suaramu lembut, syahdu terdengar di telinga. Apalagi saat kau menyebut namaku, aku menyukainya!"
Tapi, tentu saja aku tahan sekuat tenaga. Jangan sampai kau mendengar apa yang ku katakan dalam hati. Jangan sampai hal-hal konyol terjadi saat aku sedang bersamamu. Tak terbayangkan, jika saja semua kalimat itu keluar dari mulutku. Mungkin, saat ini aku tak berani lagi untuk bertemu denganmu.
 
Hei, apakah kau tahu?
Apa kau tahu, bahwa puan yang selalu berteman dengan pena dan bercerita pada lembaran-lembaran kertas ini, tengah memperhatikanmu sejak awal bertemu?
Dan sejak saat itu, perempuan ini memutuskan untuk berhenti mengejar cinta pertamanya. Ya, karena engkau si pemilik suara emas yang luar biasa. Istimewa!
Setelah mengenalmu dalam kurun waktu yang ku rasa cukup, aku merasa pantas untuk bahagia (lagi). Merasa layak untuk jatuh cinta (lagi) pada seseorang yang baru, yaitu kau!

Ku putuskan untuk menanggalkan semua kenangan dengan cinta pertamaku, yang memang takkan pernah terbalas pun berbalas. Keadaan hatiku sungguh miris, bukan?
Asal kau tahu, aku pernah berkali-kali menjalani kisah kasih dengan orang lain. Tapi bukan dengan cinta pertamaku. Berkali ku coba untuk mencintai yang lain, berkali-kali juga aku kembali mempertahankan seseorang yang ku anggap sebagai cinta pertamaku yang sejati. Walau akhirnya, berkali-kali juga aku harus merasakan patah hati. 

Memang tak sempat memiliki, tapi aku puas karena mampu setia memelihara rasa tulus yang ku punya untuknya. Walau bertepuk sebelah tangan, tak mengapa setidaknya sekarang aku mampu bangkit dari angan-angan tentangnya. Karena kehadiran sosokmu, aku sanggup untuk menenggelamkan kesedihanku. Terima kasih, Tuan. 
Ku harap, semoga kau tak mematahkan hati ini. Hati yang bentuknya remuk laksana cermin yang terjatuh. :')

Kini, hari-hariku penuh dengan keajaiban. Kita masih bebas bersama-sama meski tanpa status yang mengikat kedua hati kita. Tertawa terbahak-bahak, mendengarkan musik, menyanyikan lagu sendu yang penuh haru, hingga bertukar pikiran di senja yang jingga. Ah, aku tak bisa mempercayai ini. Dengan mudah kau buat aku jatuh cinta, mengenalmu, menyukaimu secara perlahan. Berharap, agar semua ini tak lekas luntur oleh waktu. Berdo'a agar hubungan ini segera mendapatkan titik terang. Apakah akan berwarna merah jambu atau abu-abu?
Entahlah, aku tak ingin memikirkan masa depan tentang kita terlalu cepat. Sekarang aku hanya ingin sosokmu menjadi lebih dekat, agar bisa ku peluk erat dalam do'a-do'a keramat yang ku rapalkan pada Sang pemelihara semesta. Untukmu, si pemilik suara emas. Aku siap mencintaimu!