Sabtu, 23 Agustus 2014

Apa Gunanya (Kita) Memiliki ?

Kita masih rutin berbincang, bahkan saat teriknya siang telah menjadi dinginnya malam.
Kita masih selalu bertukar gelak tawa, meski terkadang sesuatu itu tak terlalu lucu untuk ditertawakan.
Kita masih sering menyandarkaan bahu satu sama lain, menerawang sisi demi sisi pikiran kita masing-masing.
Kita masih rajin mengusap air mata, entah apa yang membuat kita bersedih, tapi kekuatan selalu menaungi.
Kita masih tidak akan pernah bosan untuk bersama, bahkan saat jarak mengganggu. Kita masih bisa meluangkan waktu untuk bertatap muka atau bahkan untuk memberi sebuah pelukan hangat yang selalu kita rindukan.

Engkau mengetahui apa-apa yang ada didalam nalar ku, begitu juga aku. Aku selalu bisa melihat celah-celah yang engkau sembunyikan dariku. Ya, ya, ya ... Sudah berapa lama kita bersama?
Saling melengkapi, mengisi bahkan melindungi satu sama lain, selama kita bersama semua akan baik-baik saja, persis seperti apa yang selalu engkau katakan, bukan?
Dalam keadaan yang buruk dan tidak tepat sekalipun, engkau masih selalu benar bagiku.
Ini bukan sekedar seberapa lama dan seringnya kita menghabiskan detik tiap detiknya jalan kehidupan, tapi tentang apa yang telah kita lakukan, korbankan dan rasakan selama ini.

Banyak sekali ocehan diluaran sana yang terkadang sering membuat ego kita memuncak. Iya ego, ego untuk saling memiliki. Dimana bagi sebagian individu, kejelasan dalam kebersamaan itu diperlukan. Bagiku, tak perlu seperti itu. Bagaimana denganmu?
Engkau pun sama, bukan?
Kita memiliki suatu prinsip yang lain, dimana sebuah status itu tak terlalu penting hukumnya. Jijik, aku yakin mereka terbelalak saat membaca tulisan ini. :')

Tapi, sekali lagi. Kita adalah kita dengan segala kesempurnaan dan keburukan yang kita miliki, dengan keindahan yang kita miliki, dengan cerita-cerita klasik yang kita miliki, yang membuat mereka iri.
Selalu mengerti, dan selalu takut untuk saling memiliki. Kita terlalu pengecut untuk menghadapi apa-apa yang mungkin terjadi di kemudian hari.
Takut akan saling menyakiti, Takut akan saling disakiti. Benar bukan?
Tak mengapa, dengan seperti ini saja aku dan engkau sudah cukup bersyukur menikmati indahnya perasaan yang diam-diam selalu menari di dalam hati kita.

Kita selalu mengolok-olok mereka yang selalu mencerca hubungan yang mereka jalani sendiri. Saling meluapkan kalimat kasar, saling melindungi diri, saling lantang meneriakkan "aku yang tersakiti" jika diantara mereka telah berpisah. Benar-benar konyol bukan? Jika sudah seperti itu, apa gunanya memiliki?
Padahal sebelumnya mereka asyik merayu dan melemparkan kata-kata penuh cinta yang besifat sementara, karena setelah itu mereka pasti berpisah dan membakar hati masing-masing dengan bara kebencian.

Aku tahu, itu yang selama ini kita takutkan, bukan? :')
Pangeran, kita tak harus bahkan tak perlu bertindak seperti mereka. Kita tak perlu bangga seperti mereka menjalani hubungan yang singkat waktunya. Kita juga tak pantas mengeluarkan kata kasar sampai sumpah serapah pada orang yang kita sayangi, bukan?
Engkau sangat dan selalu menyayangiku, begitu juga denganku. Selamanya kita akan melakukan semua dengan kasih yang kita miliki.

Engkau selalu berkata "Genggam tapi jangan terlalu erat. Cukup digenggam saja." Kalimat itu yang selalu meneduhkan hatiku, saat (terkadang) rasa ego untuk memiliki itu memuncak dalam pikiranku.
Aku pun mempunyai cara untuk meredam ego yang kau miliki, cukup berada disisimu saat engkau membutuhkan, cukup memberikan perhatian-perhatian kecil yang selalu engkau rindukan. Ya, hanya itu yang aku lakukan untuk selalu mempertahankan kebersamaan kita.

Kita selalu setuju dengan pernyataan ini "Jika memiliki hanya untuk memberikan batasan dan ketidak bebasan, untuk apa rasa itu dibiarkan besar menjalar sampai hati yang paling dasar?"
Sekali lagi, apa gunanya kita memiliki? :')
Memiliki, untuk apa? Bila tidak memiliki saja, dua insan bisa berdampingan, selalu ada, melengkapi, tanpa harus menyakiti dengan batasan.
Hahahaha kita adalah kita dengan kegilaan yang selalu membuat kita bahagia. Aku selalu percaya padamu, tak perlu aku memiliki engkau saat ini. Tapi janjimu, pasti! Untuk memiliki ku seutuhnya, suatu saat nanti.
Terima kasih untuk sesuatu dan segala yang mengesankan, yang selalu kau hadirkan untukku. :')

--Semoga--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar