Minggu, 29 Maret 2015

(Masih) Tentang Tuan

Barang kali, memang begitulah cinta. Meski nyata memberi luka namun selalu terganti dengan suka. Berkali-kali terjatuh tapi tak juga mengeluh. Bukan maksud untuk berlagak tangguh. Tapi jiwa memilih untuk menangguhkan hati, dari pada mengeluh dan menjauh dari sumber kebahagiaan itu.

Mencintaimu lagi dan lagi. Terus seperti itu tanpa henti. Bukan maksud merendahkan diri pada sosok sempurnamu. Tapi apa daya, memang begitu adanya. Dan mengenalmu sekaligus mengenangmu, memang itu tugas yang diberikan Penguasa waktu padaku. Berkali-kali aku mengelak, sebanyak itu pula aku sesak.

Jejakmu kembali menuntunku ke masa itu. Berlalu tapi tak jua bisa habis ku lalui. Jejakmu terekam jelas, masih bisa ku cari dan ku tapaki. Perihal kepergianmu yang tak sengaja aku kutuk dalam do'a. Melarang dan menahanmu sekuat tenaga. Namun percuma, kini kau sudah terlalu jauh melangkah.

Karena engkau, Tuan. Segala bahasan yang takkan habis dalam pikiranku. Mengalir dan menjalar setiap waktu, mengkontaminasi kewarasanku.
Tuan. Engkau tempat segala harap bermunculan. Tempat segala angan terpendam yang di inginkan menjadi nyata. Dimana sumpah dan do'a di tangguhkan.

Sedikit demi sedikit kewarasanku mulai terkikis. Saat ego untuk menguasai seisi duniamu semakin bengis. Tak jarang, disisi lain aku menangis. Menangisi asa yang tak kuasa ku jadikan nyata bersamamu. Tuan, maaf  atas segala harapku yang berlebih. Disini, masih ada hati yang penuh rindu dan tak jarang merintih.

10 komentar:

  1. kadang waktu yang masih nuntun kita untuk merindu, semangat mbak!! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, terkadang waktu masih rajin mengajari kita tentang merindu.
      Terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus
    2. itulah waktu.
      sama-sama, main-main juga ketempatku :))

      Hapus
  2. cinta deritanya tiada akhir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera berakhir dan menemukan bahagia.
      Terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  3. sedikit demi sedikit kewarasanku mulai terkikis ~ duh
    aksarasenandika.wordpress.com

    BalasHapus
  4. wah keren banget. Pemabuk rindu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa saja mas, hanya kumpulan kata-kata picisan.
      Terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus