Sabtu, 21 Februari 2015

Tak Semudah Itu, Tuan!

Untuk kesekian kalinya, engkau memintaku untuk meninggalkanmu. Dengan dalih, engkau tak pantas untukku. Engkau tak pernah bosan untuk membuatku melemah, melemah hingga kekuatan untuk mempertahankan pun menghilang. Mempertahankan engkau yang tak sedikitpun mengerti perihal mempertahankan. Tak henti-hentinya engkau mengusir rasa yang ku miliki padamu. Selalu, dengan sengaja kau merajam dan mencabik-cabik hati ini hingga tak berdaya. 

Berkali-kali ku yakinkan engkau, bahwa aku pantas untukmu, begitu pun sebaliknya. Tetapi engkau selalu saja menyanggah semua keyakinanku. Engkau menunjukkan, betapa aku tak layak untuk dimiliki juga memiliki mu. 
Lantas, siapa yang lebih layak untuk semua ini, Tuan?
Tak bisakah sedikit saja, kau hargai perasaan yang selama ini ada?
Tak adakah ruang di hatimu, sekedar membiarkan ku untuk singgah di tempat yang menurutku teduh itu.
Di hatimu, hanya di hatimu. Ku biarkan diri ini tergelincir hingga jatuh tepat pada cintamu. Cintamu yang masih meragukan diriku, cintamu yang kau anggap tak pantas untukku. Benar begitu kan, Tuan?

Sebenarnya, apa yang kau cemaskan? Apa yang menjadi cemasmu selama ini?
Biar ku dekap kecemasanmu itu, Tuan. Perlahan, akan ku remukkan segala cemas yang selama ini menari-nari dan menguasai hatimu. Lalu, kan ku biarkan cemasmu melebur dan hilang sehingga tak dapat lagi kau temui kecemasan dalam hidupmu.
Tuan, tak usah heran mengenai sikapku ini. Aku memang perempuan pembuat onar. Aksi yang ku lakukan selalu membuat kepalamu merasa pening. 
Tapi tenanglah, Tuan ... Ku lakukan semua ini demi kebahagiaan mu (mungkin). Ku sanggup melakukannya Tuan, demi menghadirkan kebahagiaan disisimu.

Tuan, ingatlah ini. Beribu cara yang kau lakukan untuk membuatku menjauh, berjuta cara selalu ku persiapkan untuk selalu ada didekatmu. Aku terlahir sempurna. Tak mudah aku menyerah pada perkataan yang mendo'akan ketidakmungkinan di hidupku. Andai saja engkau tahu, caraku menembus semua ketidakmungkinan itu. Mungkin saja, engkau kan langsung takjub kepadaku. 
Tak mudah, Tuan ... Untuk menyadarkan seseorang yang buta untuk melihat dan menyentuh cinta yang selama ini ada namun tak terasa olehnya. Sepertimu, yang ke sana kemari mengejar incaranmu tanpa sadar sesuatu yang pantas untukmu sudah ada di pelupuk mata.

Ku biarkan engkau berlari dengan bebas mengejar cinta yang menurutmu pantas. Tapi, takkan ku biarkan engkau menghilang dari pantauan kedua mataku. Aku tahu, apa maumu juga maksudmu. Aku paham betul atas seisi di kepala dan hatimu. Tak butuh waktu lama untukku, untuk melihat dirimu terkapar di tempat lain dan merasakan sakitnya penolakan dari incaranmu itu. Hingga akhirnya, engkau pula yang mencari sosokku di sini. 

Sadarlah, Tuan ... Setidaknya, mengertilah bahwa tak mudah mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, bahwa tak mudah mendapatkan seseorang yang kau cintai. Jika memang tak jua kau mengerti perihal itu, setidaknya mengertilah tentang aku. Tentang aku yang tak semudah itu membiarkan engkau keluar dari lingkaran hidupku. Tentang aku yang tak semudah itu, membalut hati yang sering kalut saat kau sengaja meninggalkan aku. Tentang aku, yang tak semudah itu berhenti mencintaimu. 
Percayalah, kelak kau kan tahu mengenai aku. 
Sadar akan kesempurnaan yang ku miliki, yang ku persembahkan semata-mata hanya untukmu.

4 komentar:

  1. Kalau memang gak mau yasudah lah heheh cari lainnya. Stock masih banyak kok :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya tak semudah itu, Ka'
      Terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  2. sudah, lupa kan lah. kalau buat dia kita nggak penting, kenapa harus pentingin dia..

    BalasHapus
  3. Tenang jev, semua bisa dikendalikan. Terima kasih sudah Berkunjung :)

    BalasHapus